I.
PENDAHULUAN
Tujuan yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha
yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur.
Bahwa tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar
pembentukan, status dan fungsinga dalam totalitas dimana ia berada. Dalam
totalitas kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang
menjadikan Islam sebagai sumber nilai. Motivasi dan inspirasi bahwa HMI
berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader dan
yang berperan sebagai organisasi perjuangan serta bersifat independen.
Pemantapan fungsi kekaderan HMI ditambah dengan kenyataan
bahwa bangsa Indonesia sangat kekurangan tenaga intelektual yang memiliki
keseimbangan hidup yang terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan
masyarakat, sehingga peranan kaum intelektual yang semakin besar dimasa
mendatang merupakan kebutuhan yang
paling mendasar.
Atas faktor tersebut, maka HMI menetapkan tujuannya sebagaimana dirumuskan
dalam pasal 4. AD HMI yaitu:
“TERBINANYA INSAN AKADEMIS, PENCIPTA, PENGABDI YANG
BERNAFASKAN ISLAM DAN BERTANGGUNGJAWAB ATAS TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL MAKMUR
YANG DIRIDHOI ALLAH SUBHANAHU WATAALA”.
Dengan rumusan tersebut,
maka pada hakekatnya HMI bukanlah
organisasi massa dalam pengertian fisik dan kualitatif, sebaliknya HMI secara
kualitatif merupakan lembaga pengabdian
dan pengembangan ide, bakat dan potensi yang mendidik, memimpin dan membimbing
anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar
dan efektif.
II. MOTIVASI DASAR KELAHIRAN DAN TUJUAN ORGANISASI
Sesungguhnya Allah SWT
telah mewahyukan Islam sebagai
agama yang Haq dan sempurna untuk mengatur umat manusia agar
berkehidupan sesuai dengan fitrahnya sebagai Khalifatullah di muka bumi dengan
kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadiratnya.
Kehidupan yang sesuai dengan fitrah manusia tersebut
adalah kehidupan yang seimbang dan terpadu antara
pemenuhan jasmani
dan kalbu, iman dan ilmu, dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan ukhrowi. Atas keyakinan ini, maka HMI
menjadikan Islam selain sebagai motivasi dasar kelahiran juga sebagai sumber
nilai, motivasi dan inpirasi. Dengan demikian Islam bagi
HMI
merupakan pijakan dalam menetapkan tujuan dari usaha
organisasi HMI.
Dasar Motivasi yang paling dalam bagi HMI adalah ajaran
Islam. Karena Islam adalah ajaran fitrah, maka
pada dasarnya tujuan dan mission Islam adalah juga merupakan tujuan
daripada kehidupan manusia yang fitri, yaitu tunduk kepada fitrah
kemanusiaannya.
Tujuan kehidupan manusia yang fitri adalah kehidupan yang
menjamin adanya kesejahteraan jasmani dan rohani secara seimbang atau dengan
kata lain kesejahteraan materil dan kesejahteraan spirituil.
Kesejahteraan
yang akan terwujud dengan adanya amal saleh (kerja kemanusiaan) yang
dilandasi dan dibarengi dengan keimanan yang benar. Dalam amal kemanusiaan
inilah manusia akan dapatkan kebahagian dan kehidupan yang sebaik-baiknya.
Bentuk kehidupan yang ideal secara
sederhana kita rumuskan dengan
“kehidupan yang adil dan makmur”.
Untuk
menciptakaan kehidupan yang demikian. Anggaran dasar menegaskan kesadaran
mahasiswa Islam Indonesia untuk merealisasikan nilai-nilai Ketuhanan
Yang Maha Easa, Kemanusian Yang
Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah
Dalam Kebijaksanaan/Perwakilan serta mewujudkan Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam rangka mengabdikan diri
kepada Allah SWT.
Perwujudan
daripada pelaksanaan nilai-nilai
tersebut adalah berupa amal saleh atau
kerja kemanusiaan. Dan kerja kemanusiaan ini akan terlaksana secara benar dan
sempurna apabila dibekali dan didasari oleh iman dan ilmu pengatahuan. Karena
inilah hakekat tujuan HMI tidak lain adalah pembentukan manusia yang beriman
dan berilmu serta mampu menunaikan tugas kerja kemanusiaan (amal saleh).
Pengabdian dan bentuk amal saleh inilah pada hakekatnya tujuan hidup manusia, sebab
dengan melalui kerja kemanusiaan, manusia mendapatkan kebahagiaan.
III. BASIC DEMAND BANGSA INDONESIA
Sesunguhnya kelahiran HMI dengan rumusan tujuan seperti pasal 4 Anggaran
Dasar tersebut adalah dalam rangka menjawab dan
memenuhi kebutuhan dasar (basic need) bangsa Indonesia setelah mendapat
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 guna
memformulasikan dan merealisasikan cita-cita hidupnya. Untuk memahami
kebutuhan dan tuntutan tersebut maka kita perlu melihat dan memahami keadaan
masa lalu dan kini. Sejarah Indonesia dapat kita bagi dalam 3 (tiga) periode
yaitu:
a)
Periode (Masa) Penjajahan
Penjajahan pada dasarnya adalah perbudakaan. Sebagai
bangsa terjajah sebenarnya bangsa Indonesia pada waktu itu telah kehilangan
kemauan dan kemerdekaan sebagai hak asasinya. Idealisme dan tuntutan bangsa
Indonesia pada waktu itu adalah kemerdekaan. Oleh karena itu timbullah
pergerakan nasional dimana pimpinan-pimpinan yang dibutuhkan adalah mereka yang
mampu menyadarkan hak-hak asasinya sebagai suatu bangsa.
b) Periode (Masa) Revolusi
Periode ini adalah masa
merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa serta didoorong oleh keinginan
yang luhur maka bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945. Dalam periode ini yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah adanya
persatuan solidaritas dalam bentuk mobilitas kekuatan fisik guna melawan dan
menghancurkan penjajah. Untuk itu dibutuhkan adanya “solidarity making” diantara
seluruh kekuatan nasional sehingga dibutuhkan adanya pimpinan nasional tipe solidarity
maker.
c)
Periode (Masa) Membangun
Setelah Indonesia merdeka
dan kemerdekaan itu mantap berada ditangannya maka timbullah cita-cita dan
idealisme sebagai manusia yang bebas dapat direalisir dan diwujudkan. Karena
periode ini adalah periode pengisian kemerdekaan, yaitu guna menciptakan
masyarakat atau kehidupan yang adil dan makmur. Maka mulailah pembangunan
nasional. Untuk melaksanakan pembangunan, faktor yang sangat diperlukan adalah
ilmu pengetahuan.
Pimpinan nasional yang
dibutuhkan adalah negarawan yang “problem solver” yaitu tipe “administrator”
disamping ilmu pengetahuan diperlukan pula adanya iman/akhlak sehingga mereka mampu melaksanakan tugas
kerja kemanusiaan (amal saleh). Manusia yang demikian mempunyai garansi
yang obyektif untuk menghantarkan bangsa Indonesia ke dalam suatu kehidupan
yang sejahtera adil dan makmur serta kebahagiaan. Secara keseluruhan basic
demand bangsa Indonesia adalah terwujudnya bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat, menghargai
HAM, serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
dengan tegas tertulis dalam Pembukaan UUD 1945 dalam alinea kedua.
Tujuan 1 dan 2 secara formal telah kita capai tetapi tujuan ke-3 sekarang sedang kita
perjuangkan. Suatu masyarakat atau kehidupan yang adil dan makmur hanya akan terbina dan terwujud dalam suatu pembaharuan dan pembangunan terus
menerus yang dilakukan oleh manusia-manusia yang beriman, berilmu pengetahuan
dan berkepribadian, dengan mengembangkan nilai-nilai kepribadian bangsa.
IV.
KUALITAS INSAN CITA HMI
Kualitas
Insan Cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI di dalam pribadi seorang manusia yang beriman
dan
berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kerja
kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagaimana dalam pasal tujuan (pasal 5 AD HMI)
adalah sebagai berikut:
a.
Kualitas Insan Akademis
a)
Berpendidikan Tinggi,
berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis.
b)
Memiliki kemampuan
teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu
berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya
dengan kesadaran.
c)
Sanggup berdiri sendiri
dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu pilihannya, baik secara
teoritis maupun tekhnis dan sanggup
bekerja secara ilmiah yaitu secara
bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
b.
Kualitas Insan Pencipta : Insan Akademis, Pencipta
a)
Sanggup melihat
kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah
besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap
dengan bertolak dari apa yang ada (yaitu
Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari
perbaikan dan pembaharuan.
b)
Bersifat independen,
terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari dengan sikap demikian potensi,
sehingga dengan demikian kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk yang
indah-indah.
c)
Dengan memiliki kemampuan
akademis dan mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran
islam.
c.
Kualitas Insan Pengabdi :
Insan Akdemis, Pencipta, Pengabdi
a)
Ikhlas dan sanggup berkarya
demi kepentingan ummat dan bangsa.
b)
Sadar membawa tugas insan pengabdi, bukan hanya
sanggup membuat dirinya baik tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi
baik.
c)
Insan akdemis, pencipta dan pengabdi adalah insan yang bersungguh-sungguh mewujudkan
cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan umat dan bangsa.
d.
Kualitas Insan yang bernafaskan Islam: Insan Akademis, pencipta
dan pengabdi yang bernafaskan Islam
a)
Islam yang telah menjiwai
dan memberi pedoman pola fikir dan pola lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam
akan menajdi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai
universal Islam. Dengan demikian Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.
b)
Ajaran Islam telah berhasil
membentuk “unity personality” dalam
dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split personality tidak pernah ada
dilema pada dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim. Kualitas
insan ini telah mengintegrasikan masalah suksesnya pembangunan nasional bangsa
kedalam suksesnya perjuangan umat islam Indonesia dan sebaliknya.
e.
Kualitas Insan bertanggungjawab
atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT
a)
Insan akademis, pencipta
dan pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
b)
Berwatak, sanggup memikul
akibat-akibat dari perbuatannya dan sadar
dalam menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral.
c)
Spontan dalam menghadapi
tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap
apatis.
d)
Rasa tanggungjawab, taqwa
kepada Allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang
dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
e)
Evaluatif dan selektif terhadap setiap langkah yang berlawanan
dengan usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
f)
Percaya pada diri
sendiri dan sadar akan kedudukannya
sebagai “khallifah fil ard” yang
harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.
Pada pokoknya insan cita
HMI merupakan “man of future” insan pelopor yaitu insan
yang berfikiran luas dan berpandangan
jauh, bersikap terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang
menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara
kooperatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Tipe ideal dari hasil
perkaderan HMI adalah “man of inovator” (duta-duta pembantu).
Penyuara “idea of progress” insan yang berkeperibadian imbang dan padu,
kritis, dinamis, adil dan jujur tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah Allah
SWT. Mereka itu manusia-manusia uang
beriman berilmu dan mampu beramal saleh dalam
kualitas yang maksimal (insan kamil).
Dari lima kualitas insan
cita tersebut pada dasarnya harus memahami dalam tiga kualitas insan Cita yaitu
kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta dan kualitas insan cita.
Ketiga insan kualitas pengabdi tersebut merupakan insan islam yang terefleksi
dalam sikap senantiasa bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil dan
makmur yang diridhoi Allah SWT.
V. TUGAS ANGGOTA HMI
Setiap anggota HMI berkewajiban meningkatkan kualitas
dirinya menuju kualitas insan cita HMI. Untuk itu setiap anggota HMI harus
mengembangkan sikap mental pada dirinya yang independen untuk itu:
a.
Senantiasa memperdalam hidup kerohanian agar menjadi
luhur dan bertaqwa kepada Allah SWT.
b.
Selalu tidak puas dalam
mencari kebenaran
c.
Teguh dalam pendirian dan
obyektif rasional menghadapi pendirian yang berbeda.
d.
Bersifat kritis dan
berpikir bebas kreatif
e.
Selalu haus terhadap ilmu
pengetahuan dan selalu mencari kebenaran
Hal tersebut akan diperoleh antara lain dengan jalan :
a.
Senantiasa meningkatkan
pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang dimilikinya dengan penuh gairah.
b.
Aktif berstudi dalam
Fakultas yang dipilihnya.
c.
Mengadakan tentor club
untuk studi ilmu jurusannya dan club studi untuk masalah kesejahteraan dan
kenegaraan
d.
Selalu hadir dan pro aktif
dalam forum ilmiah
e.
Aktif dalam mengikuti
karyaseni dan budaya
f.
Mengadakan halaqah-halaqah
perkaderan di
masjid-masjid kampus
Bahwa tujuan HMI sebagaimana yang telah dirumuskan dalam
pasal 4 AD HMI pada hakikatnya adalah merupakan tujuan dalam setiap Anggota
HMI. Insan cita HMI adalah gambaran masa depan HMI. Suksesnya anggota HMI dalam
membina dirinya untuk mencapai Insan Cita HMI berarti dia telah mencapai tujuan
HMI.
Insan cita HMI pada suatu waktu akan merupakan “Intellectual community” atau kelompok intelegensi
yang mampu merealisasi cita-cita umat dan bangsa dalam suatu kehidupan
masyarakat yang religius, sejahtera, adil dan makmur serta bahagia (masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah Subhanahuwataala).
Wabillahittaufiq wal hidayah.
sumber : konstitusi hasil kongres depok
No comments:
Post a Comment