Dalam
rangka memperingati hari pendidikan nasional kami dari Himpunan
Mahasiswa Islam komisariat Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas
Muhammadiyah Malang mencoba untuk membahas beberapa permasalahan yang
terjadi di dalam dunia pendidikan Indonesia sekaligus menawarkan
beberapa pemecahannya.
APBN untuk pendidikan
Pada
APBN 2012 anggaran pendidikan dialokasikan Rp. 286,56 triliun atau
sekitar 20,20% dari total APBN Rp 1.418,49 triliun. Secara nominal
anggaran ini meningkat dari tahun 2011 yang anggaran pendidikannya
mencapai Rp 248,98 triliun atau 20,25 persen dari total APBN Rp.
1.229,56 triliun. Dilihat dari postur anggaran, beberapa pos yang
mendominasi di antaranya Dana Alokasi Khusus pendidikan yang mencapai Rp
10 triliun, Bantuan Operasional Sekolah yang mencapai Rp 23,6 triliun,
dan untuk gaji dan tunjangan guru yang mencapai Rp 136,4 triliun kalau
dilihat dari paparan diatas hampir setengah dari APBN yang di kucurkan
pemerintah digunakan untuk gaji dan tunjangan untuk guru. Dengan
banyaknya pengeluaran untuk gaji dan tunjangan untuk guru diharapkan
keprofesionalitasan guru bisa bertambah sesuai dengan bertambahnya gaji.
Tapi kalau dibandingkan dengan kualitas sebelum dan sesudah dinaikkan
gajinya, tidak ada atau bahkan lebih menurun keprofionalitasannya. Dan
akar masalah sebenarnya adalah kualitas guru. Maka dari itu untuk
menjadi seorang guru seharusnya ada seleksi yang benar-benar ketat. Ada
tahap-tahapan yang jelas dan ada jaminan ketika kita menjadi guru
nantinya. Benar-benar menjadi guru yang professional.
Kesadaran tentang pendidikan
Dipungkiri
atau tidak kesadaran tentang pendidikan ini masih rendah. Masih banyak
orang tua atau anak masih enggan untuk bersekolah atau menyekolahkan
anaknya. Pertanyaannya simpel, kanapa saya harus bersekolah. Sekolah
ataupun tidak tidak ada pengaruhnya buat saya. Dari pada bersokalah
capek-capek lebih baik kerja menghasilkan uang. Itu paradigma yang masih
berkembang luas di banyak daerah di Indonesia ini. Padahal tujuan dari
bersekolah bukan hanya untuk mendapatkan pekerjaan tetapi bagaimana bisa
belajar mengalisa kehidupan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang kita
dapat. Memang sulit untuk menyadarkan masyarakat bahwa pendidikan itu
penting. Kita sebagai kaum akademik yang lebih mengerti tentang
bagaimana pentingnya pendidikan. Berkewajiban untuk meyadarkan kepada
masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Kita mulai dari daerah yang
kita bisa jangkau. Intinya mulai dari diri sendiri untuk dapat merubah
bangsa kita.
Pesantren sebagai produk original bangsa
Pesantren
kata ini sering kita dengar, tetapi ternyata pesantren ini adalah salah
satu sistem persekolahan yang memang asli lahir dari budaya kita.
Unesco telah melakukan penelitian tidak ada satu sistem persekolahan
yang menyamai pesantren. Maka dari itu pesantren bisa menjadi solusi
model persokolahan yang ada di Indonesia ini. Karena memang lahir dari
keadaan dan budaya Indonesia sendiri. Bukan sistem persolahan yang di
adopsi dari luar negeri.
Wahai kawanku para mahasiswa
Persoalan
pendidikan memang masih banyak lagi bukan hanya yang dipaparkan di
atas. Dan perubahan bangsa ini ada ditangan kita, kita yang akan
melahirkan gen-gen unggul yang akan merubah pendidikan atau bahkan akan
merubah segala aspek kehidupan di bangsa tercinta kita ini. Maka
perubahan di mulai dari kita sendiri dan nantinya kita bersama akan
merubah bangsa ini kedepannya.
Tetap semangat untuk melakukan perubahan di Indonesia dan YAKUSA (YAKIN USAHA SAMPAI)
by HMI KIP UMM
No comments:
Post a Comment